Rabu, 16 April 2014

Wanita Karier

Sudah lama. Sudah lama ya saya tidak blogging. Sangat lama malah hahahaha~~

========================================================================

Wah! Tidak terasa sekarang sudah tahun 2014! Telat, ya? Ya gapapa deh. Yang jelas tahun 2013 itu tahun kebangkitan banget. Susah, senang, sedih, marah, kecewa, merasa tidak berguna, merasa ingin menyerah, bahagia, semuanya campur jadi satu. Benar-benar tahun yang "wah" sekali. Kenapa?

Pertama
Skripsi yang dikerjakan dengan darah dan air mata akhirnya selesai juga! Benar-benar dengan darah dan air mata? Tentu saja! Saya jatuh hingga kaki berdarah saat lari-larian sambil membawa 3 tumpuk skripsi karena hari itu adalah hari terakhir yudisium. Saya nangis di depan salah satu sekolah tempat penelitian saya (saya memakai data primer) karena kepala sekolah menolak saya mentah-mentah (padahal waktu tinggal 1 bulan lagi). Tapi itu semua sepadan dengan hasilnya. Saya, seorang mahasiswa yang bisa dibilang hampir tidak punya karya, akhirnya bisa menyelesaikan skripsi dengan data primer 280 siswa SMA di sekolah X dan Y di Jakarta Timur dengan tema kesehatan reproduksi. Mau berdiskusi? Yuk! :)

Kedua
Saya sudah wisuda dan resmi bergelar Sarjana Kesehatan Masyarakat. Senang kah saya ketika hari wisuda? Nope. Kalian gak tau perjuangannya Tito untuk membujuk saya mau mengikuti wisuda. Hari itu, saat gladi resik wisuda, saya ngadat. Gue ga mau keluar dari mobilnya Tito. Gue nangis kejer sambil teriak2 karena gak mau wisuda. Well, memang cuma 'gladi resik' sih. Tapi kalo di Universitas Indonesia, justru di Gladi Resik ini lah kita berfoto sambil bersalaman dengan rektor dan dekan. Gue ga kuat wisuda. Wisuda adalah momen kebahagiaan ketika orang tua dengan bangga melihat "hasil kerja keras" mereka. Tapi gue? Man, orang tua gue aja gak ada dua2nya! Terus apa yang harus dibanggakan? Terus gue harus kuat ngeliat orang2 dianter sama kedua orang tua (bahkan ada yang bawa segerombolan keluarga besar) sementara gue "cuma" dianter sama Tito? Terus gue harus bangga dengan baju seadanya yang gue pake buat Gladi Resik (karena beli kebaya lagi mahal bok), sementara orang2 udah pada pake kebaya dan dandan full makeup (FYI, gue dandan sendiri). Tapi dengan kesabarannya, akhirnya pria itu berhasil membujuk gue untuk ikut wisuda. Akhirnya pria itu berhasil menyadarkan gue bahwa ketidakhadiran papa bukan berarti beliau gak bangga dengan gue. Akhirnya pria itu berhasil membuat gue berhenti menangis karena gue ga suka juga ngeliat dia jadi ikutan nangis gara2 gue. Akhirnya pria itu senantiasa nungguin gue sampe gue selesai wisuda. Pria itu juga menemani gue seharian penuh pas sidang skripsi loh! :)

Ketiga
"Pas sekolah, pengen cepet2 kuliah biar bisa pake baju bebas. Pas kuliah, pengen cepet2 kerja biar bisa punya uang sendiri. Pas kerja, pengen balik lagi ke kuliah karena ga kuat sama tekanan kerjaan."
Pernah ga sih kalian ngalamin fase itu? Gue sih iya, hehehe. Kerja itu banyak ya tekanannya. Well, ga cuma tekanan dari jobdesc kita aja ternyata, tapi juga dari tempat kerja dan tuntutan sosialnya. Man, backstabbers are freaking everywhere! Lo ga pernah kerja di tempat yang atasannya ngehina lo terus? Lo ga pernah kan kerja di tempat yang rekan kerjanya ngeremehin lo terus? Lo ga pernah kerja di tempat yang tuntutan kerjanya tinggi tapi kesejahteraan lo ga terjamin? Tapi yang mau gue tekankan di sini bukan tentang lo yang harus terus-terusan mengeluh betapa kejamnya dunia ini.
Gue saat ini kerja di sebuah rumah sakit elit di Jakarta. Sebuah klinik pusat bayi tabung nasional yang cukup tersohor. Tapi sayang seribu sayang, standar penggajian karyawan mereka sangat kecil. Well, sebenernya salah gue juga sih. Kenapa juga gue dulu nerima kerjaan di sini setelah HR-nya mengumumkan gaji gue? Tapi gue sebenarnya menemukan banyak hikmah dengan bekerja di sini. Gue di sini menemukan banyak sekali orang2 kaya yang harus mengeluarkan beratus-ratus juta rupiah hanya untuk mendapatkan bayi. Gue di sini menemukan bos yang sangat visioner dan sangat inspiratif (meskipun gue jadi dibilang "anak kesayangan" bos). Gue belajar bagaimana cara "menelan bulat-bulat" semua penghinaan yang ditujukan buat gue. Gue belajar bagaimana cara mengerjakan tugas2 gue dengan baik tanpa bantuan orang lain (karena gue sendirian di divisi ini). Gue belajar bagaimana mengatur uang dengan baik karena gaji gue ga sebesar teman2 gue yang kerja di perusahaan swasta terkemuka. Gue belajar bahwa terkadang tempat yang paling baik untuk mengembangkan diri justru berada di tempat yang belum berkembang. Kalo kata bos gue yang baik itu, lo akan ngerasa sangat bangga ketika organisasi yang lo bangun dengan terseok-seok dari nol, berkembang jauh dan pesat ketika ada di tangan lo. Yang jelas gue belajar bahwa rezeki tidak hanya datang dari satu tempat karena matematika Tuhan berbeda dengan matematika manusia.
Last but not least, tahun 2013 ini mengajarkan gue untuk semakin berhati-hati menjaga hati ;")

========================================================================

Well, itulah highlight gue selama tahun 2013. Kalau highlight lo gimana? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar