Jumat, 06 Mei 2011

BEHIND THE DELICACY OF FOIE GRAS

Have you heard food named FOIE GRAS?
If you have, have you ever eaten it?
In this post, I will share about foie gras, both the delicacy and what's behind its delicacy!

ENJOY!

=========================================================================






Looks so appetizing, doesnt it?

Foie gras (pronounced /fwɑːˈɡrɑː/ in English) is made of the liver of duck or goose that has been inaccidentally fattened. It originally came from Egypt 2500 years before century. Orang Mesir masa itu secara ga sengaja mengamati kebiasaan angsa dan bebek yang bermigrasi karena perubahan musim di delta sungai nil. Sebelum bermigrasi, angsa dan bebek tersebut makan sebanyak-banyaknya sehingga mereka menjadi gendut. Kegemukan ini membuat hati mereka membesar dari ukuran normal, berselimut lemak, dan rasanya sangat gurih. Hati angsa gemuk bisa mencapai 700-900 gram dan hati bebek bisa mencapai 300-400 gram.


Tapi, makanan ini sempat menghilang ketika runtuhnya kekaisaran Romawi. Foie gras muncul lagi di abad ke-16. Sepanjang abad ke-16, orang Yahudi Eropa Tengah membawanya ke Prancis yang emang dari dulu dikenal dengan cara pengolahan makanan yang unik dan enak. Oleh sebab itulah, hingga kini, foie gras diyakini sebagai kuliner Prancis.


Kelezatan foie gras sudah tidak diragukan lagi sebagai kuliner asli Prancis. Bahkan, foie gras adalah hidangan wajib keluarga menengah ke atas saat perayaan natal dan tahun baru masehi di sejumlah negara di Eropa loh, bukan hanya di Prancis. Bagi orang Eropa, gak lengkap menyantap foie gras tanpa champagne atau wine putih seperti Sauterne (tau kan gue! haha). Rasa hidangan yang terbuat dari hati bebek atau hati angsa ini sangat kaya. Teksturnya yang lembut dan gurih membuat hati ini seperti mentega yang halus.


Rougie, salah satu produsen foie gras di Prancis udah membuka peternakan di Perigord Noir sejak tahun 1875. Foie gras yang mereka hasilkan telah diekspor ke mancanegara, termasuk ke Indonesia. Tetapi, penjualan foie gras di Indonesia tidak sebebas di negara lain. Dulu sempet ada sih di supermarket elit macam RANCH MARKET, tapi entah kenapa sekarang ga ada. Jadi, kalo lo mau buka restoran yang ada foie gras nya, lo harus bekerja sama langsung dengan peternak foie gras di luar.


Di Indonesia sendiri, restoran yang ngejual foie gras sangat jarang loh. Mungkin hanya ada di hotel-hotel internasional berbintang lima dan resto-resto Prancis yang ga affordable (buat gue). Harga foie gras mentah emang selangit: harga 1 kg bisa mencapai 100-200 EURO atau sekitar Rp1,22 jeti - Rp2,45 jeti!!!! Hahaha. Itu baru harga di Prancis loh. Entah berapa kalo udah diekspor ke sini (_") Makanya, seporsi hidangan foie gras gak pernah disajikan dalam ukuran besar. Selain karna harganya mahal beud, foie gras ini sangat berlemak dan berkolesterol tinggi. So, watch out guys!




Salah satu restoran di Indonesia yang menyediakan menu foie gras ada di THE STEAK HOUSE di FOUR SEASON HOTEL, JAKARTA. Hotel ini terletak di kawasan elit Setia Budi. The Steak House yang terletak di lantai mezzanine ini disebut-sebut sebagai the best steak house in town. Yaah, gue juga gak tau sih bener apa kagaknye slogan itu. Gue biasanya makan chicken steak di Fiesta atau Moen-moen DEPOK TOWN SQUARE sih! Hahahaha #kere


Foie gras di resto ini didatangkan langsung dari peternakan Rougie loh. Pengolahan foie gras nya pun beraneka ragam, ada foie gras yang diolah menjadi terrine dengan isi buah fig, dan ada juga Magret Duck Breast Salad with lobster, Papaya and Sherry Truffle Dressing. Lalu ada juga pilihan mau disajikan dingin atau panas. Kalo di Prancis, penyajian dingin sedang digandrungi karena konon katanya lemak di hatinya lebih sedikit. Gue ga akan membahas terlalu jauh mengenai penyajiannya di resto ini karena tujuan utama gue membuat post bukan mau mempromosikan foie gras. Lagipula, sebagai muslim, kehalalan hidangan di resto ini sangat diragukan. Kalo mau tahu lebih lanjut review foie gras di resto ini, silakan kunjungi link ini. Oh ya, for additional information: The Steak House Four Seasons Hotel Jakarta Jl.HR Rasuna Said Jakarta Selatan Telpon: 021-252-3456 www.fourseasons.com Jam buka: santap siang 12.00 - 14.30, santap malam 18.30-23.00. Harga: Duck & Foie Gras: Rp.109.000,00 - Rp. 225.000,00 per porsi, belum termasuk pajak dan servis. 


=========================================================================


BEHIND ITS DELICACY, THERE ARE A LOT OF PAIN!


Bukan rahasia lagi kalo Prancis dan Cina adalah dua negara ekstrem dalam hal mengolah makanan. Kalo di Cina ada makanan sirip ikan hiu, di Prancis ada foie gras. 






Foie gras adalah makanan berupa 'produk' kejahatan ekstrem terhadap binatang. Di balik kelembutan dan kegurihan rasa, ada kurang lebih 24 juta bebek dan angsa dibunuh setiap tahun untuk industri foie gras Prancis! Bahkan, Prancis menyumbang 75% konsumsi foie gras di seluruh dunia! 




Foie gras adalah hati bengkak yang berasal dari bebek dan angsa yang sakit. Gimana ngga? Mereka dijejalkan makanan berupa bubur jagung (terbuat dari campuran minyak dan jagung) beberapa jam sekali! Bubur jagung yang diberikan tiap hari setara dengan sepermpat hingga sepertiga massa unggas! Dan yang lebih mencengangkan lagi, peternak memasukkan bubur jagung LANGSUNG KE DALAM LAMBUNG unggas dengan alat khusus seperti ini:





Cara forced-feeding ini terus-menerus dilakukan sejak unggas cukup umur hingga para peternak MERASA UNGGAS SUDAH CUKUP BESAR!! Bahkan intensitas pemberian makan meningkat ketika unggas sudah menujukkan tanda-tanda kematian! Tentu saja unggas-unggas ini sangat menderita dan stres, baik selama dan setelah proses force-feeding ini. Selain itu, alat berupa pipa besi yang langsung dimasukkan ke dalam tenggorokan ini merusak dinding tenggorokan unggas! Jadi sebenernya, foie gras ini adalah hati dari unggas sakit! Hanya dalam beberapa minggu, hati mereka membengkak sampai sepuluh kali ukuran normal mereka, dan burung-burung hampir tidak dapat berdiri, berjalan,atau bahkan bernapas. Pada titik ini, mereka menyembelih, dan hati unggas-unggas itu dijajakan sebagai "gourmet" yang lezat.



Unggas ternak disiksa guna mendapatkan hati yang putih, besar, dan cantik jika dibandingkan hati dari unggas bebas!

Bukan cuma itu, unggas ternak tersebut juga ditempatkan di kandang standar yang HANYA BERUKURAN TUBUHNYA SAJA! Hal tersebut dimaksudkan supaya unggas tidak banyak bergerak sehingga proses penggemukan berjalan optimal! MASYA ALLAH! Gak heran jika h
anya dalam beberapa minggu, kaki-kaki unggas menjadi bengkak dan bernanah karena tidak kuat untuk menahan massa tubuhnya sendiri! Mereka bernapas terengah-engah karena hati besar mereka mendorong organ lain. Bahkan seringkali (maaf) dubur mereka luka dan rusak karena kotorannya terlalu banyak dan keras. 





Pada prinsipnya, hati berfungsi untuk menetralkan racun yang ada di tubuh. Ketika hati unggas dipenuhi lemak, hati mengalami disfungsi yang disebut hepatic lipidosis. Hati tidak bisa menetralkan racun sehingga racun akan masuk ke aliran darah. Racun tersebut bisa merusak seluruh organ dalam tubuh angsa sehingga pada akhirnya, akmulasi racunlah yang bisa membunuh unggas tersebut.








=========================================================================


Buat apa sih makan makanan yang aneh-aneh? Bukankah binatang juga mahkluk titipan Tuhan yang patut kita jaga? Kalaupun mau makan bebek, makanlah sesuai syariat yang telah ditetapkan. Bunuh langsung unggasnya! Jangan disiksa dulu. Coba bayangkan kalau kita yang diperlakukan seperti itu. Ingatlah! Apa yang kita lakukan di dunia akan diganjar di akhirat.







Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar